[tutup]

Posting

Rabu, 12 Oktober 2011

Perilaku Dalam Berorganisasi


Part 3
Pengajar :Sri Suhandiyah

 
NILAI, SIKAP  DAN KEPUASAN KERJA

Ø  Nilai
Nilai mencerminkan keyakinan-keyakinan dasar bahwa “bentuk khusus perilaku atau bentuk akhir keberadaan secara pribadi atau sosial lebih dipilih dibandingkan dengan bentuk perilaku atau bentuk akhir keberadaan perlawanan atau kebaikan.” Nilai mengandung unsur pertimbangan yang mengemban gagasan-gagasan seorang individu mengenai apa yang benar, baik, dan diinginkan.
Nilai penting untuk mempelajari perilaku organisasi karena nilai menjadi dasar untuk memahami sikap dan motivasi serta karena nilai mempengaruhi persepsi kita. Individu-individu memasuki organisasi dengan gagasan yang dikonsepkan sebelumnya mengenai apa yang seharusnya dan tidak seharusnya. Sistem nilai adalah hirarki yang didasarkan pada pemeringkatan nilai-nilai pribadi berdasarkan intensitas nilai tersebut.
Sistem nilai adalah susunan peringkat nilai-nilai individu menurut kepentingannya. Yang bersumber dari :
1.      Genetic (bawaan)
2.      Budaya nasional
3.      Lingkungan (keluarga, sekolah dan teman)

Ø  Sikap

Sikap adalah pernyataan-pernyataan evaluatif-baik yang diinginkan atau yang tidak diinginkan-mengenai objek, orang, atau peristiwa. Sikap mencerminkan bagaimana seseorang merasakan sesuatu. Terdapat 3 komponen sikap :

1.      Komponen kognitif sikap, merupakan segmen pendapat atau keyakinan dari sikap.
2.      Komponen Afektif sikap, segmen emosional atau perasaan dari sikap.
3.      Komponen perilaku sikap, merupakan maksud untuk berperilaku dalam cara tertentu terhadapa seseorang atau sesuatu. Dalam organisasi, sifat bersifat penting karena mereka mempengauhi perilaku.

Tipe-tipe Sikap antara lain :

1.     Kepuasan kerja
Istilah kepuasan keja merujuk pada sifat umum individu terhadap pekerjaannya.Seseorang dnegan tingkat kepuasan tinggi menunjukkan sikap yang positif tehdap kerja itu.

2.     Keterlibatan kerja
Istilah keterlibatan kerja merupakan tingkat di,ana seseorang mengaitkan dirinya ke pekerjaannya, secara aktif berpartisipasi di dalamnya, dan mengganggap kinerjanya penting bagi nilai dirinya.

3.     Komitmen pada organisasi
Merupakan tingkat dimana karyawan mengaitkan dirinya ke organisasi tertentu dan sasaran-sasarannya, dan berharap mempertahankan keanggotaan dalam organisasi tersebut.

Ø  Kepuasan Kerja

Mengukur Kepuasan Kerja
Kita sebelumnya mendefinisikan kepuasan kerja sebagai sikap umum individu terhadap pekerjaannya. Bagamana mengukur konsep tersebut? Terdapat pendekatan antara lain, peringkat global tunggal dan skor penghitungan yang terdiri dari sejumlah aspek pekerjaan. Pendekatan tunggal tidak lebih dari sekedar bertanya secara langung pada karyawan, “seberapa puaskah anda dengan pekerjaan anda?” dan karyawan akan menjawab. Pendekatan lainnya, penghitungan aspek pekerjaan-lebih canggih. Pendekatan itu mengidentifikasi elemen-elemen pekerjaan tertentu dan menanyakan perasaan karyawan terhadap setiap elemen tersebut. Faktor-faktor yang pada umumnya adalah suasana –pekerjaan, pengawasan, tingkat upah, peluang promosi, dan hubungan dengan mitra kerja.
Sebagian besar pekerja merasa puas dengan pekerjaannya. Namun belakangan ini terdapat tren penurunan kepuasan kerja. Hal-hal yang menyebabkannya antara lain upaya majikan untuk mencoba meningkatkan produktivitas melalui peningkatan beban kerja karyawan dan tenggat waktu lebih sempit. Faktor lainnya adalah perasaan, yang sering dilaporkan oleh pekerja, bahwa mereka memiliki kendali lebih kecil atas pekerjaan mereka

Dampak Kepuasan Kerja Pada Kinerja Karyawan
Ketertarikan para manajer terhadap kepuasan kerja cenderung berpusat pada dapaknya terhadap kinerja karyawan, yaitu :

1.     Kepuasan dan Produktivitas
 Para pekerja yang bahagia belum tentu menjadi pekerja yang produktif. Pada level individu, bukti tersebut menunjukkan bahwa pernyataan sebaliknya justru lebih akurat. Oleh karena itu mungkin benar bahwa organisasi yang bahagia adalah lebih produktif.

2.     Kepuasan dan Keabsenan
 Tentu masuk akal apabila karyawan yang tidak puas akan pekerjaannya akan absen, namun faktor-faktor lain memiliki dampak pada hubungan tersebut dan mengurangi koefisien hubungan tersebut.

3.     Kepuasan dan Pengunduran Diri
 Kepuasan juga berkorelasi negatif dengan pengunduran diri, namn hubungan tersebut lebih kuat dari apa yang telah kita temukan untuk keabsenan. Namun, kembali, faktor-faktor lain seperti kondisi bursa kerja,  harapan-harapan tentang pekerjaan alternatif, dan panjangnya masa kerja pada organisasi tertentu merupakan rintangan-rintangan penting bagi keputusan aktual untuk meninggalkan pekerjaan saat ini.


0 Komentar di Blogger
Silahkan Berkomentar Melalui Akun Facebook Anda
Silahkan Tinggalkan Komentar Anda

Posting Komentar

Entri Populer